Friday, 27 February 2015

Menikah: Perfect Happiness

Bagi beberapa wanita karier, urusan pernikahan masuk ke urutan yang ‘kesekian’. Kesibukan pekerjaan yang luar biasa kerap menjadikan mereka lupa akan keinginan untuk mengakhiri masa lajang. Bahkan berbagai alasan pun kadang dikemukakan sehingga menunda keinginan untuk segera berumah tangga. Mulai dari jodoh yang belum ada hingga karena belum punya pasangan yang sesuai dengan kriteria.
Berbagai hal itulah yang kemudian menjadi pertimbangan para wanita karier ini untuk tidak segera menikah. Padahal, sangat banyak kenikmatan yang bisa didapat dari melaksanakan sunah Nabi ini. Banyak kebahagiaan yang bakal ditemukan ketika sudah bisa menyatu dengan lawan jenis secara halal, yakni setelah melakukan ijab-qabul.
Saya sendiri, beberapa kali menuliskan bahwa bagi saya, seorang wanita menjadi sempurna adalah ketika dia sudah bisa mendapat pasangan, kemudian menikah dan bisa mempunyai anak. Saya pun juga sangat setuju dengan ucapan bahwa sebaik-baiknya hidup sendiri, masih lebih baik dan menyenangkan hidup bersama orang lain (suami).
Selama hampir 12 tahun menikah, banyak hal yang membuat hidup saya lebih berwarna. Hal yang pertama tentu saja karena saya tak hidup sendiri lagi. Beban yang dulu biasa saya pikul sendiri, maka setelah menikah, bisa saya share dengan sang suami. Belum lagi dengan berbagai kebahagiaan yang lain.
Bagaimanapun, wanita sangat suka dipuji dan dimanja. Dengan menikah, saya merasa tak perlu mencari pujian lagi dari orang lain, sebaliknya, ada suami yang siap membuat saya tersipu dan bermanja. Bahkan, menariknya, saya menjadi benar-benar bisa menikmati sebuah keromantisan yang halal, baik melalui ucapan verbal seperti kata-kata “I love u” ataupun dengan sikap lembut yang bisa memberi arti positif dalam hidup saya.
Betapa menikah telah membuat hidup saya menjadi berubah. Tak hanya bahagia untuk diri saya sendiri, tapi juga untuk keluarga. Pernikahan yang telah saya rajut bersama suami pun menjadi sempurna dengan kehadiran seorang anak. Dialah yang menjadi keturunan kami dan akan mendoakan kami, orang tuanya. Bagaimanapun, salah satu tujuan menikah adalah untuk menciptakan keturunan dan yang akan melanjutkan estafet perjuangan dalam Islam.
Begitu banyak kenikmatan dengan melakukan sunah Rasulullah ini, juga tak harus membuat kehidupan berkarier saya jalan di tempat. Sebaliknya, saya berusaha membuktikan bahwa kedua hal itu bisa berjalan beriringan. Saya berkarier, saya juga harus tahu bahwa ada kewajiban ‘menikah’ yang bisa membuat hidup saya lebih sempurna.
Jadi, tunggu apa lagi? Jika sudah siap, jangan tunda untuk menikah. Karena menikah memberi banyak kebahagiaan dan kenikmatan yang luar biasa.



No comments: