![]() |
Moment Berdua Yang Selalu Kami Rindukan |
Di sebuah reuni sekolah, saya
mendapati banyak cerita menarik. Selain perubahan fisik dan penampilan, yang
lebih membuat saya kagum, perubahan perilaku juga tampak terasa ketika saya
berbincang dengan kawan-kawan lama saya tersebut. Dari sekian tahun tak
berjumpa, tentu dari kami semua, banyak yang berubah.
Mereka yang dulu dikenal dengan si
kerempeng, kini setelah belasan tahun tak bertemu, justru ‘menjelma’ menjadi pria
sukses yang gendut. Begitu juga dengan sahabat wanita saya yang dulu saya kenal
sebagai perempuan model yang notabene selalu terlihat langsing, kini justru
mangaku lebih percaya diri walau berat badannya berlebih.
Menurutnya,
kebahagiaan bersama keluargalah yang membuatnya tak peduli walau kini dicap
sebagai golongan ibu-ibu berlemak alias gemuk.
Saya jadi ingat di sebuah film
Thirteen Going on Thirty. Dimana perjalanan waktu memang bisa mengubah nasib
seseorang. Mereka yang dulu dikenal idola di sekolah, namun karena takdir
berbicara lain, maka sang idola hanya bisa meraih suksesnya sebagai supir
taksi. Sebaliknya, mereka yang ketika sekolah dikenal cupu dan termasuk ‘kaum
tertindas’ namun karena faktor luck, justru
setelah belasan tahun berubah menjadi orang yang sukses.
Kembali pada kawan yang saya temui
di tempat reuni sekolah saya tadi. Terus terang, saya sungguh terpukau dengan
kawan saya yang dulu seorang model tersebut. Bukan karena berat badannya yang
overweight, tapi karena sikapnya yang jauh berubah jika dibanding ketika di
masih satu kelas dengan saya dulu.
Dulu saya mengenalnya sebagai sosok
gadis yang cantik, centil namun ‘banyak bicara’ dan tingkahnya mungkin bisa
dibilang jauh dari sopan. Yang terjadi sekarang justru sebaliknya. Kawan lama
saya ini ‘menjelma’ menjadi wanita anggun, santun, dan tutur katanya sungguh
membuat saya kaget. Begitu lembut dan adem didengarkan.
![]() |
Kebahagiaan itu adalah ketika bisa bersama-sama |
Apa yang mengubahnya? Lagi-lagi
saya hanya bisa berkesimpulan, mungkin perjalanan waktu yang membuatnya
mengalami banyak hal. Namun di saat saya masih bertanya-tanya, kawan saya ini
dengan lembut bercerita bahwa pernikahanlah yang membuatnya menjadi lebih
tenang seperti itu.
Tak bisa dipungkiri, setiap manusia
pasti menginginkan kebutuhan duniawi. Namun kebutuhan duniawi itu seolah
menjadi hal nomer dua karena tergusur oleh nilai indah pernikahan. Kehadiran
sang suami yang dianggapnya sebagai imam idola membuatnya bahagia karena ada
orang yang bisa membimbingnya dalam berumah tangga.
Begitu pula kehadiran anak-anak
yang lucu dalam pernikahan. Seolah mengubah dunianya yang dulu banyak berkutat
pada kemewahan dan hiburan, menjadi lebih indah dan bermakna. Sebuah makna
bahwa setiap wanita memang akan menemui kodratnya dengan sempurna karena bisa
menjadi istri yang baik, hamil, dan melahirkan anak-anak yang saleh maupun
salehah.
Walau hanya sepenggal cerita yang
saya dapatkan dari kawan lama saya ini, namun saya sungguh terharu bahwa
sebenarnya setiap manusia bisa berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pernikahan menjadi salah satu jalan manusia menjadi lebih bermanfaat. Jadi,
tunggu apa lagi? Jika sudah mampu, maka sempurnakan hidupmu dengan menikah. Selain
bagian dari sunah, menikah juga sumber kebahagiaan.
No comments:
Post a Comment