Thursday, 17 July 2014

Ramadan oh Ramadan



Sebulan sebelum Ramadan, saya pernah berniat akan mengurangi kesibukan saya agar bisa lebih khusuk melewati Ramadan. Karena itulah, segala kegiatan yang sekiranya bisa ditunda, sengaja saya tunda untuk dikerjakan selesai Lebaran nantinya. Saya berharap Ramadan menjadi lebih bermakna dan membuat saya fokus untuk ibadah dan melakukan kegiatan spiritual lainnya.
Namun, manusia memang boleh berkehendak, tapi Allah yang menentukan. Walau sudah meng-cancle banyak acara, ternyata banyak pula tugas lain yang harus dikerjakan di bulan suci ini juga. tidak bermanksud untuk mengeluh, justru hal ini membuat saya banyak bersyukur.
Banyaknya tugas kerja yang harus saya kerjakan hingga larut malam justru membuat saya termotivasi untuk melek di malam hari. Dengan demikian, kegiatan menyiapkan menu sahur untuk keluarga menjadi bukan hal yang ‘berat’ sama sekali. 
Sejujurnya, saya paling benci insomnia, bahkan mungkin bukan hanya saya, namun orang lain juga. Akan tetapi kegiatan begadang karena tugas justru membuat mata saya makin berbinar. Sebab, usai mengerjakan tugas, saya masih ada waktu untuk shalat malam dan berzikir.
Segala sesuatu memang ada risikonya. Begitu pula dengan ritme kehidupan saya saat ini. Karena terlalu sering melek malam, tentu saja saya kerap dilanda kantuk ketika siang hari. Sekali lagi, itu semua patut disyukuri. Tinggal bagaimana kita menyikapi segala hal yang kita lewati.
Ramadan memang banyak membuat ‘kenangan’ yang berarti. Tak hanya soal menahan lapar dan dahaga di siang hari, namun juga menumbuhkan motivasi yang berbeda pada diri kita. Motivasi dan tantangan untuk bisa menyelesaikan puasa walau pekerjaan menghadang, ataupun  motivasi untuk tetap bisa beribadah lebih khusuk daripada biasanya di tengah kesibukan yang menumpuk.
Saya patut bersyukur, karena saya tergolong perempuan yang tak punya antusias berlebih dalam hal belanja. Karena itu, ketika Ramadan tiba, saya termasuk di antara yang tak banyak melewatkan waktunya untuk sekedar jalan di mall dan berkutat dengan banyak diskon.
Apa yang saya ceritakan di atas, tentu saja bukan bermaksud ingin pamer ataupun riya’ dalam urusan ibadah. Namun, saya sekedar ingin berbagi pengalaman selama Ramadan ini. Saya yakin, setiap orang punya kegiatan yang berbeda selama di bulan yang disucikan Allah ini.  Tinggal diri kita sendiri yang menentukan, akankah membuat Ramadan lebih berarti ataukah menyia-nyiakannya dengan kegiatan duniawi (belanja) berlebihan.

No comments: