
Restoran
itu memang didesain sebagai restoran keluarga dengan nuansa yang akrab.
Namun, siang itu suasana restoran hampir seperti pasar. Empat orang anak yang
sebenarnya sangat lucu-lucu, tampak berteriak dan berlarian kesana kemari.
Sampai kemudian terjadilah peristiwa yang mengejutkan.
Pyarr..!!!
Tiba-tiba piring di atas meja kawan saya ini pecah. Peristiwa ini sungguh
mengagetkan semua pengunjung yang hadir di restoran tersebut. Ternyata sebuah
bola terlempar mengenai piring tersebut hingga jatuh dan pecah ke lantai.
Teman
saya baru menyadari, ternyata bola tersebut milik anak-anak yang gaduh
tersebut. Peristiwa tersebut juga sontak membuat suasana yang semula ramai
menjadi hening. Bila sebelumnya ada pasangan suami-istri di meja seberang
bercakap-cakap, sontak terdiam.
Yang
juga sempat menarik perhatian teman saya adalah kehadiran para muslimah cantik
yang berada di dalam restoran tersebut. Para muslimah modis tersebut tampak
akrab dan gembira. Mungkin karena jumlahnya lumayan banyak, percakapan mereka
seolah memenuhi sudut ruangan restoran tersebut.
Namun,
percakapan, mungkin bisa dibilang ‘rumpian’ tersebut, menjadi terhenti karena
peristiwa bola anak kecil yang memecahkan piring teman saya itu. Dan yang
membuat teman saya kembali tertegun, ternyata anak kecil yang melempar bola
tersebut adalah salah satu putra dari komunitas muslimah tersebut.
Bukannya
meminta maaf, dengan santai sang ibu yang berhijab ini hanya memanggil buah
hatinya. “Sini sayang. Ayo sini …,” ujar sang ibu yang terlihat masih sangat
muda itu.
Kepada
saya, teman saya pun mengatakan bahwa menjadi muslimah yang baik itu tak cukup
dengan berhijab saja. Dia pun mengutarakan keprihatinannya terhadap
muslimah yang dianggapnya tak punya
kepekaan terhadap lingkungan sekitar. “Minimal, dia meminta maaf kepada saya
karena perilaku anaknya,” ucap teman saya tersebut.
Yang
juga membuat teman saya ini sangat prihatin adalah sikap sang ibu yang lebih
memilih sibuk dengan komunitasnya daripada memperhatikan buah hatinya.
“Contohnya ibu tersebut. Apa ini yang disebut muslimah modern?” ujar teman saya
dengan kesal.
Cerita
teman saya ini sengaja saya share di sini agar bisa menjadi pelajaran yang
berarti untuk muslimah yang lain. Memang benar, menjadi muslimah haruslah satu
paket. Berhijab secara lahiriah maupun batiniah. Secara lahiriah, berarti
seorang muslimah punya kewajiban untuk menutup aurat dan berhijab. Secara
batiniah, seorang muslimah juga harus bisa menjaga hati dan pikirannya agar
selalu baik di mata Allah dan manusia yang lain.
Kepada
Allah, mereka wujudkan dengan ibadah yang tekun. Kepada manusia, mereka
wujudkan dengan hablumminannas, yakni tidak bersikap egois, sebaliknya, peduli
dengan sekitarnya. Sebab, Islam itu adalah agama yang damai. Karena itu,
seorang muslimah haruslah baik dan tidak menyakiti sesama muslim yang lain.
No comments:
Post a Comment