Friday, 29 August 2014

Fashion Evaluation

Bersama Desainer APPMI Alphiana Candrajani 
 Dalam sebuah dialog dengan seorang desainer, saya mendapat banyak informasi yang menarik. Salah satunya ketika sang desainer nyeletuk tentang kualitas busana dari segi marketing dan kualitas. Saya menjadi sedikit tertegun dengan pembicaraan sang desainer. Apa maksud sebenarnya.

Ternyata, sang desainer yang tak perlu saya sebutkan namanya ini mengatakan bahwa banyak desainer yang lupa definisi baju yang bagus itu bagaimana. Sang desainer sendiri menyebutkan bahwa baju yang bagus bukan hanya indah dipandang dan berkualitas tinggi, tapi juga bermanfaat dan diminati oleh konsumen.
 
Pernyataan sang desainer ini seolah menyadarkan saya. Di berbagai momen peragaan busana yang pernah saya datangi, saya sangat sering menyaksikan seorang desainer selalu mendapat tepuk tangan gempita dari pengunjung yang hadir setelah koleksinya diperagakan para model. Yang lebih mengesankan, di momen closing fashion show, desainer tersebut mendapat banyak apresiasi berupa buket bunga, bahkan hadiah.

Pose bareng Desainer cantik Lia Afif
Kemudian, bagaimana selanjutnya? Ternyata ada peristiwa tragis yang juga selalu ditemui setelah event tersebut. Siapa sangka, baju-baju yang diperagakan di atas catwalk spektakuler tersebut, ternyata masih tergantung rapi di butik sang desainer. Sudah hampir 6 bulan, busana-busana tersebut belum laku juga.

Beberapa waktu lalu, saya kembali menghadiri event fashion parade di Surabaya. Saya juga kembali melihat pemandangan luar biasa di sana. Beragam koleksi busana diperagakan oleh para desainer ternama. Koleksi para desainer tersebut juga mendapat sambutan luar biasa. Dan seperti lazimnya, di akhir peragaan sang desainer pasti mendapat apresiasi dari ‘penggemar-nya.
Dalam hati, saya ikut bangga, ternyata apresiasi masyarakat terhadap koleksi desainer kita sungguh tak bisa
dianggap remeh. Namun, muncul juga keresahan di hati saya. Sebab, bila mengingat tentang dialog saya dengan seorang desainer yang tak bisa saya sebutkan namanya di atas, saya sangat mengkhawatirkan bahwa apresiasi ‘penggemar’ tersebut hanya ketika di panggung catwalk saja.
Pose bersama Desainer Dwi Adi Kusuma & model Sari

Meskipun saya menilai bahwa busana yang diperagakan di runway adalah yang paling the best, namun jika masyarakat tak tertarik untuk membelinya, maka saya berharap ada evaluasi dari diri desainer tersebut.

Evaluasi yang dimaksud bahwa koleksi busana yang ia rancang haruslah yang benar-benar berkualitas. Tak hanya untuk berkualitas di mata dirinya sendiri, namun juga diminati konsumen. Dengan demikian, apa yang menjadi karya mereka tidak akan terbuang sia-sia.

twitter: @aimeeharis

No comments: