Terkadang, kita berpikir bahwa kita adalah
manusia paling suci, paling sedikit dosanya dan paling bisa mengendalikan emosi
dan maksiat. Namun, secara tak sengaja, kita justru telah banyak berbuat dosa.
Mungkin bukan mencuri barang orang lain, namun mencuri kebahagiaan seseorang
bahkan itu orang terdekat. Mungkin tidak mengkhianati pasangan, namun lebih
membuat mereka hancur dan bercucuran air mata.
Terkadang, kita merasa bahwa diri adalah
hamba paling benar, paling dekat dengan Tuhan, namun ternyata kita doyan
menyakiti orang. Mungkin tidak memukul tubuhnya, namun, lebih memutilasi hati
dan perasaannya. Mungkin tidak dengan mencaci maki manusia lain, namun secara
tak sengaja dan hampir setiap hari, kita membuat orang lain seolah terlempar
dari pusaran keindahan. Sampai akhirnya hancur tak bertepi.
Kita tak pernah merasa apa yang kita
lakukan ternyata benar-benar membuat orang lain sakit dan merana. Kita juga tak
pernah sadar bahwa apa yang dilakukan adalah membuat orang lain berduka dan
kecewa. Sebab, yang kita lakukan hanyalah berdasarkan suara hati, suara pikiran
dan suara logika diri kita sendiri.
Dan ternyata, kita memang manusia egois.
Yang hanya bisa melakukan sesuatu demi membahagiakan diri sendiri. Berbuat baik
hanya menurut ukuran kepuasan kita sendiri.
Kita tak pernah berusaha membuat orang
lain bahagia dari kacamata mereka. Kita juga sering lupa bahwa apa yang kita
lakukan bukan hanya membuat mereka kecewa dan bersedih, tapi juga tersenyum
dengan selimut keterpaksaan. Astaghfirullah.
Surabaya, 19 Desember 2013. Pkl. 19.10 wib
No comments:
Post a Comment