Tersenyum Menyambut Kesuksesan usai Acara |
Di satu moment, saya
sering mendapati banyak tingkah dan karakter perempuan. Hiruk pikuk dan
padatnya pekerjaan membuat mereka menjadi terlihat perangai aslinya. Ada yang
terlihat tenang melakukan tahap demi tahap pekerjaan sesuai prosedur, ada pula
yang kemudian potong kompas agar semua berjalan lancar asal hasil memuaskan.
Selama proses menuju
hasil inilah, para kaum hawa ini seperti diuji. Apakah mereka bisa tenang dan
lembut, ataukah ‘macak’ tegas walau sejatinya sedang galak. Hehe, saya jadi
ingat celetukan dari salah seorang teman, jika ingin dihormati, perempuan perlu
judes sesekali.
Ups, saya nggak setuju
banget dengan ungkapan itu. Namun kenyataannya, saya menemukan semua itu di
kehidupan nyata , di sekitar saya dan lingkungan sehari-hari saya.
Bahkan suatu
ketika, saya dibuat begidik dengan ucapan kawan saya sendiri. Mungkin maksud mereka
adalah ingin tegas dan berwibawa, namun, saya justru merasakan bahwa mereka
terlihat galak dengan perkataan yang tajam setajam silet, ups. Padahal, dalam
kondisi tersebut, saya bukanlah ‘korban’ melainkan penonton saja.
Saya & Dewi Sandra |
Yang juga membuat saya
speechless tak keruan adalah ketika saya mendapati ada salah seorang dari
mereka yang berkata amat datar, tanpa senyum namun dengan sorot mata yang tajam.
Dijamin, jika kita melihat balik sorot matanya, hati serasa dihujam peluru
meriam segede gambreng. ‘Mak jleb’ langsung tewas deh.
Saya memahami, kondisi
tertentu yang penuh pressure dan deadline yang padat. Ditambah lagi suasana
hati yang mungkin sedang dalam masalah personal. Yang juga tak mungkin
terhindarkan adalah fisik yang sedang turun, sakit, capek, pusing, ribet dan
sebagainya.
Namun, inilah yang
menarik. Ini semua ibarat reality show yang penuh tantangan. Ketika kita sibuk
dan full tuntutan kerja, akankah kita bisa tetap bisa bersikap lembut
sebagaimana fitrah perempuan yang syahdu?
Ataukah kita memilih
untuk bergaya tegas namun pada dasarnya kita sedang galak? **fyuh**
No comments:
Post a Comment