BATIK & Nilai Heritage
Batik kini makin mendunia. Sejak diakui sebagai warisan dunia sejak 4
tahun lalu, batik mengalami perkembangan luar biasa. Bagi desainer, batik
menjadi bagian penting setiap di koleksi terbaru mereka.
Di kalangan pemakai sendiri, batik bukan pajangan tapi adalah outfit sehari-hari.
Bahkan para selebriti, mengaku bangga menjadikan batik sebagai bagian dari
trendsetter dan kostum panggung mereka.
Kabar menggembirakan ini semakin harum ketika kita tahu bahwa batik tak
sekedar tenar di negeri sendiri. Di mancanegara, para selebriti dunia memilih batik
sebagai salah satu style fashion mereka. Bahkan, label ternama Gucci memasukkan
motif batik menjadi salah satu koleksi andalan.
Kondisi positif ini patut membuat kita semakin peduali, betapa
pentingnya menghargai karya (bangsa) sendiri. Diterimanya batik hingga ke dunia
internasional tentu saja beralasan. Bukan hanya keindahan batiknya, tapi adalah
nilai heritage dari batik itu sendiri.
Batik tak sekedar lembaran kain dengan motif yang tergores disana.
Namun, setiap titik yang tertuang dalam motifnya, dipenuhi dengan nilai filosifi
yang mendalam. Bagaimana tidak, dalam proses pembuatannya saja, seni batik,
terutama batik tulis banyak melambangkan kesabaran pembuatnya. Setiap hiasan
dibuat dengan teliti melalui proses yang panjang dan penuh ketelatenan. Begitu
pula dengan kesempurnaan motifnya yang indah, benar-benar menyiratkan
ketenangan pembuatnya.
Nana, Ami, Sarie, Bu Dwi, Kiki |
Motif batik tidak hanya dibuat berdasarkan kaidah estetika, tapi juga
bersumber dari harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk banyak simbol.
Setiap corak batik merupakan simbol-simbol penuh makna yang memperlihatkan cara
berpikir masyarakat pembuatnya.
Begitu rumit dan hebatnya proses pembuatan batik, maka tak heran bila
batik, khususnya batik tulis bernilai jual tinggi. Sudah selayaknya sebagai
pewaris bangsa, kita lebih menghargainya. Tak hanya untuk gaya penampilan diri, tapi juga memahami
nilai filosofinya.
Twitter: @aimeeharis
No comments:
Post a Comment